Selamat Membaca dan Jangan Lupa Isikan Komentar Anda Ya.....
Barangsiapa belajar ilmu figh tanpa belajar tassawuf maka ia adalah fasiq. Siapa saja yang belajar Ilmu Tassawuf tanpa belajar Ilmu Figh maka ia adalah Zindiq, dan siapa saja yang mengumpulkan keduanya, maka ia adalah ahli Hakikat (Syeikh Al Fasi, Qawaid Al-Tasawwuf)

Wednesday 26 March 2014

Belajar Istiqomah dari Mansur bin al Mu'tabar

Zaidah bin Qudamah berkata, bahwa Mansur bin al Mu'tabar berpuasa selama 40 tahun, bangun di malamnya dan puasa pada siang harinya.

Pernah Ibunya berkata kepadanya "Hai anakku, apakah kamu mau membunuh dirimu sendiri?" Anaknya menjawab dengan halus, "Saya tahu apa yang saya perbuat, wahai ibuku."

Kebiasaan yang jarang di lakukan orang-orang saat itu selain Mansur bin al Mu'tabar adalah jika pagi telah datang, ia selalu mencelak matanya, meminyaki rambut, hiasi bibirnya, barulah ia keluar menemui orang-orang di kampungnya.

Pimpinan Kufah saat itu Yusuf bin Umar sangat ingin menjadikannya seorang pemimpin, tetapi Mansur bin al Mu'tabar  selalu menolak permintaan itu.

Karena kekaguman masyarakat akan kesalehannya, hingga suatu saat, datanglah dua orang yang dianggap dapat meluluhkan hatinya. Hingga terjadi perdebatan kecil diantara mereka bertiga. Sekali lagi Mansur al Mu'tabar tak merubah keputusannya untuk menjadi rakyat jelata. Bahkan sedikitpun ia tidak menanggapi pertengkaran tentang dirinya.

Dikatakan kepada Yusuf bin Umar, "Walau engkau makan dagingnnya, ia tetap tidak ingin menjadi pemimpin."

Akhirnya orang-orang tak mampu meluluhkan pulihan Mansur bin al Mu'tabar untuk menjadi pemimpin mereka. Hingga orang-orang membiarkannya. Ia pun menyibukkan dirinya untuk menyembah Tuhannya.

Artikel Terkait:

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PRAY TIME

Belajar Istiqomah dari Mansur bin al Mu'tabar

Zaidah bin Qudamah berkata, bahwa Mansur bin al Mu'tabar berpuasa selama 40 tahun, bangun di malamnya dan puasa pada siang harinya.

Pernah Ibunya berkata kepadanya "Hai anakku, apakah kamu mau membunuh dirimu sendiri?" Anaknya menjawab dengan halus, "Saya tahu apa yang saya perbuat, wahai ibuku."

Kebiasaan yang jarang di lakukan orang-orang saat itu selain Mansur bin al Mu'tabar adalah jika pagi telah datang, ia selalu mencelak matanya, meminyaki rambut, hiasi bibirnya, barulah ia keluar menemui orang-orang di kampungnya.

Pimpinan Kufah saat itu Yusuf bin Umar sangat ingin menjadikannya seorang pemimpin, tetapi Mansur bin al Mu'tabar  selalu menolak permintaan itu.

Karena kekaguman masyarakat akan kesalehannya, hingga suatu saat, datanglah dua orang yang dianggap dapat meluluhkan hatinya. Hingga terjadi perdebatan kecil diantara mereka bertiga. Sekali lagi Mansur al Mu'tabar tak merubah keputusannya untuk menjadi rakyat jelata. Bahkan sedikitpun ia tidak menanggapi pertengkaran tentang dirinya.

Dikatakan kepada Yusuf bin Umar, "Walau engkau makan dagingnnya, ia tetap tidak ingin menjadi pemimpin."

Akhirnya orang-orang tak mampu meluluhkan pulihan Mansur bin al Mu'tabar untuk menjadi pemimpin mereka. Hingga orang-orang membiarkannya. Ia pun menyibukkan dirinya untuk menyembah Tuhannya.

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews